jadi guru itu - perlu banyak analoginya ya :) hhee.




             Sudah beberapa minggu lewat dari kegiatan PPLK berakhir. Bagi yang tidak tahu PPLK, PPLK  itu kependekan dari Program Pengalaman Lapangan Kependidikan. Iya. Sudah kurang lebih 2 bulan saya melaksanakan kewajiban sebagai mahasiswa tingkat akhir dan salah satu prasyarat menuju Sarjana. 

           Dua bulan yang saya tempuh di salah satu SMP Kota Serang dengan berbagai hal yang menyebalkan, menyenangkan, haru dan menegangkan. Semuanya sudah saya alami. Tentu hal-hal tersebutlah membuat saya banyak belajar, bukan hanya belajar bagaimana cara mengajar yang baik tapi menjadi pendidik yang sesuai dengan pandangan saya. 

            Tentu 2 bulan bukan waktu yang lama untuk mengenal dan memahami mereka semua. Itu tidak mudah. pertama-tama, kamu harus mengikuti mereka dahulu, selanjutnya membuat mereka nyaman kepadamu maka dengan begitulah mereka akan senantiasa mematuhimu. Tapi butuh waktu yang tidak hanya 1 atau 2 hari tetapi berhari-hari, kita tidak usah menjadi keras atau kasar karena itu takkan berlaku di zaman sekarang. Ini prinsip saya!


          Ada banyak pengalaman disana yang membuat saya terkejut-kejut. Iya. Mungkin karena ini pertama kalinya saya mengajar anak SMP yang begitu sangat hiperactive. Semua murid ingin diperhatikan, ingin dilihat bahwa mereka luar biasa. Ingin mendapat pandangan mataku atau sekedar ingin dikatakan “kamu benar nak” . "iya, jawaban yang bagus". Mungkin hal-hal tersebutlah yang membuat mereka begitu luar biasa tak terkendali.

           Pada suatu ketika, aku menyuruh mereka untuk mengerjakan tugas secara berkelompok dan sementara aku keluar sebentar untuk mengambil spidol yang tertinggal di ruangan PPL kira-kira hanya 5 menit tiba-tiba, Suara bergemuruh riuh ramai datang dari kelas tempatku mengajar. 

“lbu Ririn mengajar dikelas apa? Dikelas  A bukan? Itu muridnya ada yang berantem!” Ungkap teman saya yang baru saja selesai mengajar.

Sontak saya langsung terburu-buru, bukan karena saya takut mereka kenapa-kenapa, tapi lebih karena saya sadar bahwa saya hanya praktikan PPL yang sedang bertanggung jawab di sebuah sekolah, saya seorang yang baru dan sudah berani meninggalkan kelas dengan kelas yang muridnya sedang bertengkar. Bagaimana nanti omongan saya dengan guru pamong saya. Itulah yang saya pikirkan.

Sesampainya dikelas saya bukannya dapat bertindak dengan cepat, saya seperti artis idola yang di kerubungi oleh fansnya yang kali ini adalah murid dikelas tersebut. Menarik tangan saya dan berteriak-teriak.
 “ibu, aita berantem sama juhro!”
 “ibu! Itu tadi aita nonjok juhro!” 
“ibu, ini begini ceritanya”
 “ ibu, begitu ceritanya!” dan banyak lagi. Hingga saya bingung bagaimana memulai meredamkankan mulut-mulut mereka yang asik berkicau ingin saya perhatikan satu-satu. Dan semakin kencang benar-benar kencang.

“DUDUUUUUUUUUUUKKK!!!”

 --- Saya berteriak lantang. Mereka sontak langsung berhamburan tak karuan berebut kursi mereka sendiri seakan kursi mereka akan dibawa lari orang lain.
Setelah mereka duduk ditempat masing-masing, kicauan mulut mereka belum juga tertahan untuk sekedar berhenti mendengarkan saya.

         Lalu saya keluarkan uang Rp. 20.000 didepan mereka, “Lihat ini, berapa nominalnya?” mereka sontak mengalihkan pandanganya kepada saya. “DUA PULUH RIBU” . yes! Mereka sudah mulai teralihkan oleh saya. Saya lecakan uang tersebut didepan mereka, saya injak-injak!. 
"Mau uangnya gak ?" saya Tanya dengan lembut. Balasan mereka hanya diam serempak. Saya tanya lagi, "Ada yang mau ? ambil uang ini. Uang yang sudah kotor dan sudah lecak. Masih ada yang mau ?" Tanya saya kedua kali.

Masih bisa digunakan tidak uangnya?” Tanya saya. Mereka jawab “masiiiih!!!!!” lalu saya tanya kembali . “Kenapa uang ini sudah lecak, kotor tapi masih bisa kalian gunakan?” 

Mereka diam, mungkin sedang memikirkan sesuatu atas pertanyaan saya. Setelah 5 menit tak ada yang berani menjawab. Akhirnya saya membuka suara.
“karena – uang ini memiliki NILAI” 

“Kalian ngerti gak maksud ibu?” … 
mereka diam, perlahan mulai memandang saya - akhirnya mereka tenang. AKHIRNYA !!!!!

“saya engga tahu ya, kenapa Aita dan Juhro bertengkar sampai saling nonjok menonjok? Siapa yang mulai duluan? Kamu juhro?” 

“Aita bu” menjawab sambil menghapus airmatanya. OH TUHAAN, Ini cewek METAL BANGET !!! ungkap saya didalam hati. saya langsung tidak bisa berkata apa-apa mendengar jawaban juhro. 

Kenapa anak cewek ini bertengkar dengan laki-laki jago sekali. Saya kembali mengingat masa SMP saya – apakah saya demikian? Engga kok. Saya saat SMP kalem-kalem saja. (masa?)

Saya teringat ucapan kakak tingkat saya ketika pengalamannya PPLK bahwa apa yang kita alami di sekolah nanti, kita akan melihat flashback diri kita masa lalu. (Waw!)

Akhirnya saya tahu kenapa aita sering sekali bertengkar dengan laki-laki. Kenapa bisa sebegitu jagoannya dengan memukul laki-laki. Padahal saat itu, juhro hanya tidak sengaja melempar tipe-x ke mukanya dan menurut aita itu adalah ketidaksopanan. Hadeeuh! Andai dia tahu bahwa menonjok oranglain itu lebih parah dari kata “tidak sopan”! 

“Aita dirumah sering dimarahin ayah dan kadang ayah mau mukul aita", katanya aku nakal dan bla la blaa. Ia nangis terisak-isak dan begitu tersiksa dengan memendam ketakutan akan sesuatu, saya memeluknya dan saya selalu mengatakan bahwa tidak boleh ada satupun murid ibu yang boleh disakiti”

sontak saja terenyuh, tapi saya tidak boleh melarutkan perasaan saya didalamnya. saya tahu dia anak yang pintar, dan bisa diandalkan. hanya saja berbagai faktor bisa merubah anak. (cielah)

Aitaaa, kamu tahuuu .. (saya perlahan memulai omongan.!)

Kenapa uang yang ibu lecak dan ibu injak-injak walaupun begitu ia tetap bisa digunakan untuk membeli sesuatu yang besar?  

Itu karena NILAI yang ia bawa. Biarlah kita bukan anak presiden, bukan orang yang kaya atau bukan orang yang terkenal. Tapi kita harus bisa jadi seseorang yang bisa menunjukkan bahwa kekayaan itu bukan segalanya, menjadi orang terkenal itu juga bukan segalanya. Tapi kita harus menjadi LUAR BIASA BAIK HATI, TETAP RENDAH HATI dan TERUS BELAJAR UNTUK BISA LEBIH BAIK DARI KEMARIN! Maka ilmu yang kalian punya itulah yang akan membawa kalian ketempat yang kalian mau. 

mendengar itu, ia hanya manggut-manggut. anak-anak yang lainpun sama. diam. Sesekali menunduk bahkan terlihat berpikir atau mungkin sudah mulai jenuh. aaah biarlah - setidaknya bisa sedikit masuk ke dasar sukma mereka! 

Jangan bertengkar lagi yaa, nak! Belajar lah terus – tidak ada yang bisa menyakiti murid-murid ibu. sekaranga kalian maafan ..
mereka saling memafkan dan bukannya semakin berdamai . 
satu kelas mengatakan "CIEEEEEE" --- 

hadeuh - kaliaaaan inii ..😕



Tidak ada komentar