Mengenal Konsep Diri, Jawaban Atas Pertanyaan “Siapakah Saya?”


Menjawab pertanyaan orang tentang “siapakah Kamu?” tak sesederhana menimpalinya dengan nama lengkap. Bahkan, sekadar biodata soal tempat tinggal hingga hobi pun tak cukup. Sebab, jawaban yang tepat berkaitan dengan konsep diri, yaitu bagaimana cara pandang kamu terhadap diri sendiri.

Tak tanggung-tanggung, konsep diri adalah hal yang turut membentuk kepribadian dan caranya berperilaku dalam lingkungan. Buktinya, ada orang yang memandang dirinya secara positif sehingga merasa percaya diri. Di sisi lain, ada juga yang punya konsep diri negatif dan menilai diri sebagai sosok yang lemah dan tidak berdaya.

Mengenal konsep diri

Konsep diri adalah bagaimana kamu menilai diri sendiri berdasarkan kemampuan, perilaku, hingga karakter-karakter unik. Analoginya sama seperti gambar diri kamu namun secara mental. Contohnya, konsep diri bahwa kamu adalah sosok yang ramah atau sosok yang baik. Ketika masih muda, konsep diri masih bisa berubah-ubah karena pengaruh berbagai hal. Terlebih remaja saat menginjak fase dewasa sedang berada di fase pencarian jati diri. Semakin tua seseorang, persepsi atas diri sendiri ini menjadi semakin detail. Kamu bisa semakin paham siapa diri sendiri. Termasuk memilah apa yang termasuk prioritas dan bukan.

Teori komponen konsep diri

Dalam buku Essential Social Psychology karya Richard Crisp dan Rhiannon Turner, disebutkan komponen konsep diri yaitu:

1. Diri sebagai individu berisi atribut dan kepribadian yang membedakan dari individu lain

2. Diri sebagai pemeran dalam relasi yaitu kedekatan hubungan dengan orang lain seperti saudara kandung, teman, dan pasangan

3. Diri sebagai sosok kolektif menggambarkan keanggotaan dalam kelompok sosial seperti suku, warga negara, dan sebagainya. Ketiga komponen konsep diri di atas adalah pemberi identitas jelas siapa kamu. Inilah yang memberikan karakter sekaligus pembeda. Semakin detail, akan semakin terlihat karakteristik masing-masing. 

Sementara menurut teori identitas sosial konsep diri ini disebut terdiri dari dua elemen kunci, yaitu:

1. Identitas pribadi yaitu karakter dan sifat yang membedakan dari orang lain

2. Identitas sosial yaitu cara mengidentifikasi secara sosial seperti dalam komunitas, agama, atau kelompok politik tertentu. 

Kemudian pada tahun 1992, psikolog Dr. Bruce A. Bracken mengusulkan 6 area spesifik yang berkaitan dengan konsep diri. Apa saja?

1. Akademik yaitu kesuksesan di sekolah

2. Affect yaitu kesadaran akan emosi

3. Kompetensi yaitu kemampuan memenuhi kebutuhan dasar

4. Keluarga yaitu seberapa baik menjalankan fungsi sebagai anggota keluarga

5. Fisik yaitu persepsi soal penampilan, kesehatan, dan kondisi fisik

6. Sosial yaitu kemampuan berinteraksi dengan orang lain

Selain itu, ada pula psikolog Carl Rogers yang memetakan konsep diri ke dalam 3 bagian, yaitu:

1. Gambaran diri sendiri (self-image)Cara seseorang melihat dirinya sendiri yang meliputi karakteristik fisik, kepribadian, hingga peran secara sosial. Terkadang, self-image ini bisa berbeda antara anggapan diri sendiri dan orang di sekitar.

2. Harga diri (self-esteem) Self-esteem adalah cara seseorang menghargai dirinya sendiri. Ada banyak faktor yang bisa berpengaruh mulai dari bagaimana membandingkan diri sendiri dengan orang lain hingga cara orang lain merespons Anda. Ketika respons orang cenderung positif, artinya self-esteem pun positif. Begitu pula sebaliknya.

3. Ideal self Merupakan harapan tentang diri sendiri. Pada banyak kasus, terkadang cara memandang diri sendiri dengan harapan ini tidak serupa.

Berbagai contoh konsep diri ini bisa berbeda dengan realita. 

Ada orang yang yakin dirinya sangat pandai di bidang akademis, padahal transkrip nilai di akhir semester berkata lain. Dalam dunia psikologi, hal ini disebut dengan congruence dan incongruence.

Akar utama dari ketidaksesuaian atau incongruence ini ada pada pengalaman masa kecil. Contohnya ketika orangtua hanya menunjukkan kasih sayang jika anak sudah melakukan hal tertentu, mulai ada bias di pikiran mereka. Pengalaman dan memori menganggap bahwa sebenarnya mereka tidak berhak mendapatkan kasih sayang orangtua.Di sisi lain, kasih sayang tanpa syarat justru bisa menumbuhkan kesesuaian atau congruence. Anak kecil yang merasakan kasih sayang semacam ini tak perlu bersusah payah mengubah memorinya untuk yakin orang lain bisa menunjukkan kepedulian yang sama.

Selain itu, ada pula psikolog Carl Rogers yang memetakan konsep diri kedalam 3 bagian : 

1. Gambaran Diri (Self Image) 

Cara seseorang melihat dirinya sendiri yang meliputi karakteristik fisik, kepribadian, hingga peran secara sosial. Terkadang. self-image ini bisa berbeda antara anggapan diri sendiri dan orang lain. 

2. Harga Diri (Self Esteem)

Self Esteem adalah cara seseorang menghargai dirinya sendiri. Ada banyak faktor yang bisa berpengaruh mulai dari bagaimana membandingkan diri sendiri dan oranglain, hingga cara orang lain merespon kita. Ketika respons orang cenderung positif, artintya self-esteem pun positif dan begitupun sebaliknya.

3. Ideal self 

Merupakan harapan tentang diri sendiri. Pada banyak kasus, terkadang cara memandang diri sendiri dengan harapan ini tidak serupa. 


"Jadi, masa kecil bisa berpengaruh besar pada pembentukan konsep diri ini. Bagi orangtua, ini bisa menjadi alarm untuk memberikan yang terbaik agar si kecil tumbuh tanpa adanya troubled inner child dan merasa utuh akan konsep dirinya"


Tidak ada komentar