Kalau
ngomongin minggu pagi, dipikir-pikir itu enaknya ya bermesraan dengan kasur dan
guling. Leha-leha dan menikmati raga yang belum mandi sambil ngeluyur ke dapur
buka kulkas yang isinya tetap tidak berubah, kosong. Tapi terus aja dicek
sambil ngedumel, ini kulkas kenapa isinya abis mulu sik, padahal sang penghabis
adalah aku sendiri.
Tapi hari ini,
aku di wasapin sama bos suruh datang ke Tandon Ciater, Tangsel untuk menghadiri
acara Miladnya para Jawara Betawi. Padahal si bos tiba-tiba gak jadi datang, tibalah
aku sendirian macam anak ayam nyari induknya, bingung. Tapi anehnya, aku jadi
banyak teman ngobrol disana, teman-teman baru yang kebanyakan bapak-bapak
seumuran bosku dan sekalinya masih muda, seusia murid-muridku SD-SMA. Hah.
Naseb.
Jadi ini tuh
acara apa sih sebenernya? Buat kalian yang orang Betawi dan kenal sama
perguruan-perguruan para jawara pasti ngerti, sebaliknya kayak aku yang bukan
orang betawi pasti penasaran kan? Kalau aku sih penasaran banget, kalau kamu
mah penasaran sama cowok ganteng doang sih, aku juga nyari cowok ganteng disana
tapi kok gak nemu ya. Gagal tebar pesona. Acara ini adalah Milad pertama para
Jawara, tema yang diusung pada kegiatan ini sendiri adalah Jawara silaturahmi
yang bersinergi didalam seni dan budaya.
Namanya aja
Silaturahmi Jawara, jadi kalau kalian kesini pasti bakal melihat para
jawara-jawara muda dan jawara-jawara sepuh yang masih eksis untuk terus
melestarikan budaya betawi yang mulai luntur. Sebenernya jawara itu apa sih
kalau dalam istilah betawi? Jawara itu merupakan panggilan atau julukan untuk
orang betawi yang memiliki keahlian “berkelahi” atau keahlian pencak silat yang
konon pada zaman kolonial Belanda digunakan untuk melindungi dan mengayomi
masyarakat. Nah kalau kalian inget dengan nama Si Pitung, dia itulah salah satu
jawara legenda dari Betawi. Ya Allah aku pinter banget sih. Makasih angkel gugel.
Balik lagi,
Pas aku datang kesini dan masuk kedalam kegiatan acaranya tanpa kaget secara
berlebihan ya, hampir semua tamu disini
menggunakan pakaian khas Betawi, tahu gak pakaian khas betawi? Aku aja hari ini
baru tahu. Nama pakaiannya itu adalah Pangsi Betawi, dilengkapi dengan peci dan
golok yang diselipin di ikat pinggangnya. Tapi diselipinnya di pinggir ya,
kalau di tengah beda lagi urusannya.
.
Asyiknya di
acara ini, kita bisa menyaksikan kesenian-kesenian Betawi yang jarang banget
dilihat kalau bukan ada acara semacam ini, antara lain : Aksi pencak silat,
Tarian betawi, Musik Gambang Kromong, Manusia petasan palang pintu yang bikin
jantung dan kuping gue terlepas sementara dan debus, tapi debusnya bukan yang
semacam orang Banten dengan iris-iris lidah dan badan tapi kali ini atraksi
tarik mobil bak gitu yang diisi penuh oleh orang-orang kemudian ditarik
menggunakan gigi. Kamu tahu gak? Aku minder. Gimana engga, yang narik mobil
bapak-bapak sudah berumur, giginya masih kuat sedangkan aku, tidak lupa pakai
sensoden. Sensitip.
Atraksi-atraksi
dan berbagai penampilan tadi benar-benar menghibur, aku jadi banyak teman. Aku
dikirain wartawan. Entah kenapa, aku sering banget dikirain wartawan
profesional, lama-lama aku terima aja tawaran jadi jurnalis pro ya. Tapi aku
takut. Jangan ketawa alasannya, aku takut tambah item. Wartawati kan harus semangat nyari berita panas-panas. Aku lemah maaak! Aku udah item, gimana
coba kalau makin item, ada gak yang mau ngajak aku kawin? Problema anak gadis
jaman Now. Jadi, aku memutuskan jadi wanita seutuhnya.
Hal seru lagi,
aku jadi akrab sama bapak Ucup Kobra. Namanya aja udah dilema. Ucup kan nama
yang kiyut dan Kobra taulah apaan, hewan melata yang pernah menelan manusia.
Jadi bapak ini maunya apa?
Ucup Kobra adalah
Bapak penjual aksesoris dari akar Bahar. Saking aku noraknya dan antusias
nanya-nanya, bapak itu jadi ngasih aku satu gelang dari akar baharnya, gratis!
Sekali lagi ni, Gratis. Padahal aku udah nolak, tapi aku inget, dia kan kobra. Gimana kalau nelen
aku? Yaudah, akhirnya aku terima aja. Yampun aku seneng. Makasih bapak. Kamu
tahu gak, apa yang bikin aku penasaran? Selain bentuknya yang unik dan
omaigat-omaigat lainnya, katanya tuh banyak manfaatnya kalau kita pakai gelang
ini. Jadi semacam gelang-gelang kesehatan. Gimana kalau aku nanya dulu ke
angkel gugel?
Aku buka link www.akarbahar.com dan aku baca dari awal
sampai akhir, kenapa aku jadi bergidik ya, merinding dan jadi ngelepas
gelangnya sekarang. Aku kutip bagian manfaatnya aja ya. Ini bukan langsung dari
aku loh yah, terserah kalian mau percaya atau engga. Manfaat akar bahar antara
lain : Sarana penyembuhan. Akar bahar tumbuh didasar laut yang mampu menyerap
ion-ion, vitamin, dan unsur hara dari dasar laut sehingga sangat efektif
membunuh racun dan menetralisir zat kimia dalam tubuh. Selain itu, akar bahar
juga mengandung zat aktif yang disebut radium, sehingga dapat menyembuhkan
reumatik, dan melancarkan peredaran darah. Sudah segitu aja ya. Kalau mau tahu,
kalian cari aja Bapak ucup Kobra via facebook. Harganya juga variasi dari
puluhan ribu sampai jutaan coooy.
Mantap kan ini
topiknya? Balik lagi ke miladnya. Terakhir setelah berbagai sambutan, atraksi,
dan penampilan kesenian. Terakhir adalah pemotongan kue Getuk Lindri. Kamu tahu
gak? Getuknya panjang banget kira-kira 10 meteran kali ya, aku gak bisa ngukur.
Keseringan ngukur lingkar perut sama paha yang semakin lama-semakin gak sanggup
ngetiknya. Asiknya tuh getuk, bisa dimakan sama seluruh tamu dan pengunjung
Tandon ciater hari ini.
Lalu apa sih sebenarnya tujuan dari perkumpulan para jawara ini? Jadi, aku dengar
dari si pembicara sambutannya itu. Harapannya biar Jawara-jawara Betawi
bersilaturahmi guna untuk terus melestarikan budaya betawi yang mulai tergusur.
jadi harapannya juga semoga bukan cuma Tangsel
dan Jabodetabek pada ngumpul tetapi bisa eksis seluruh Indonesia. Gituuuuw.
Nah segitu aja
ya cerita aku kali ini. Semoga setelah kalian baca postingan ini sih, pengen
follow Instagram Bapak Ucup Kobra eh gak ada, bapaknya punya facebook. Katanya,
Hapenya dikuasai anaknya. Bingung jadi gue responnya gimana. Pokoknya segitu
dulu ya. Tengkiiiiuuuu. Semoga bermanfaat.
Miss.R
Tidak ada komentar