Kota Tangerang terus menyaingi
kota tetangganya, yaitu DKI Jakarta. Pembangunan terus digalakan seakan berlomba
ingin menunjukan kota mana yang paling maju. Tangerang sendiri lebih dikenal
sebagai kota industri. Banyak Pabrik yang berdiri di sini. Sisi lainnya juga Mol-mol
tak kalah megah, jalan-jalan tak kalah lebar, pembangunan perumahan tak kalah
menyebar. Semua ingin menjadi kota terbaik dan memenuhi akan hasrat kebutuhan
dan keinginan manusia yang memang dasarnya sulit terpuaskan.
Saat aku berjalan-jalan ke kota
Tangerang, sebenarnya tidak terlalu banyak tempat yang menarik untuk aku
kunjungi. Entahlah bagi kalian. Tapi kemarin aku menemukan salah satu tempat
yang “terselip” didalam pasar lama. Masuk menuju tempat inipun sering terlewat,
hal ini menandakan bahwa keberadaannya yang sering teracuhkan.
BENTENG HERITAGE (The pearl of
Tangerang) MUSEUM.
LOKASI :
masuk ke pasar |
Pasti kalian sudah sering
melewati atau mendatangi pasar yang terkenal di kota Tangerang. Pasar yang
lebih sering dijadikan sebagai tempat warga tangerang untuk berwisata kuliner, kalianpun bisa menemukan jajanan-jajanan dari jaman dahulu hingga jajanan viral kekinian.
Yup, Pasar lama Kota Tangerang. Namun ada salah satu tempat yang kini dijadikan
museum oleh salah satu keluarga peranakan Tionghoa. Tepat berada di Jalan
Cilame No. 18/20, Pasar Lama, Kota Tangerang. Sebuah jalan yang juga dijadikan
tempat bertemunya penjual dan pembeli namun terselip sebuah rumah bertingkat 2
dengan arsitektur melebar memanjang kekanan dan kekiri khas rumah orang
Tionghoa. Sebuah tempat yang menyimpan banyak sejarah masa lampau, sebuah kisah
tentang Cina Benteng dan apa yang terjadi didalamnya pada jaman dahulu.
SEJARAH DAN KEUNIKAN MUSEUM
Sedikit ingin aku ceritakan
mengenai sejarah tempat ini. Benteng Heritage (the pearl of Tangerang) atau
lebih dikenal dengan sebuah museum warisan budaya peranakan Tionghoa,
Tangerang. Bagi yang belum tahu, museum ini merupakan museum kebudayaan
Indonesia –Tionghoa pertama di Indonesia. Museum ini direstorasi dan diresmikan
pada tanggal 11 November tahun 2011 pada pukul 20.11 WIB atau lebih kece
ditulis 20.11 WIB /11-11-11.
Museum ini sendiri merupakan
hasil restorasi sebuah bangunan tua berasitektur tradisional Tinghoa yang
diduga dibangun pada sekitar abad ke-17 dan merupakan salah satu bangunan
tertua di kota Tangerang. Tindakan restorasi ini didasarkan oleh kesadaran akan
pentingnya melestarikan peninggalan bersejarah dari setiap budaya yang ada di
bumi persada nusantara agar kita tidak menjadi bangsa yang miskin dengan
peradaban sehingga mengalami “amnesia sejarah”.
Bagiku yang bukan dari keturunan
Tionghoa saja sangat antusias untuk mengetahui dan mempelajari tentang kisah
masa lampau warga Tionghoa di Kota Tangerang. Kalian akan menemukan banyak
hal-hal unik di balik sejarah kehidupan etnis Tionghoa di Indonesia serta
berbagai artifak yang menjadi saksi bisu kehidupan masa lalu, mulai dari
pendaratan nenek moyang orang-orang Tionghoa Tangerang (Cina Benteng) di Teluk
Naga pada tahun 1407 yang di pimpin Chen Ci Lung.
Dugaannya mereka adalah bagian
dari rombongan Armada Cheng Ho (Zheng ho) seorang laksamana Tiongkok yang
beragama Islam dan yang melakukan tujuh kali pelayaran ke Nan Yang (Laut
Selatan) dengan armada yang berjumlah hampir 300 kapal kayu Junk serta pengikut
sekitar 30.000 orang pada era Dinasti Ming dari tahun 1405-1433.
Museum ini menganut sistem “Guide
Tour”, jadi jika berkunjung kesini, kalian akan di dampingi guide yang juga akan
menjelaskan semua seluk beluk artifak atau peninggalan tentang kisah masa lalu.
Menjelaskan secara mendetail apa-apa saja fungsi dan kerja alat-alat yang
digunakan pada masa lalu oleh warga Tionghoa. Semua bagiku menarik dan sangat
informatif.
INFO PENTING :
Hal lain terkait tempat ini ialah
kalian hanya bisa menggunakan kamera baik untuk memotret dan merekam sebatas
teras dan ruangan pembelian karcis. Jadi, akan ada satu ruangan (semacam ruang
tamu bagian depan) dimana kalian harus membeli tiket sebesar Rp. 25.000/orang.
Tiket tersebut sudah termasuk mendapat stiker dan guide yang akan membantu
menjelaskan banyak hal mengenai sejarah dan artifak museum ini. Tur sendiri akan berlangsung sekitar 30-45
menit dengan jumlah setiap rombongan dibatasi sampai 20 peserta.
dapet stiker juga |
Banyak peraturan yang harus
kalian patuhi yang sudah terpampang didepan pintu masuk keruangan utama. Seperti ini :
JAM BUKA
Selasa – Minggu : pukul 10.00
-17.00 WIB
(INGAT! SENIN TUTUP)
Hari besar : Pukul 10.00 – 17.00
WIB
HERITAGE “Waroeng Hobi”/Souvenir
shop
Museum ini juga menjual barang-barang
khas etnik Tionghoa. Kalian bisa membeli barang-barang dan buku-buku yang berhubungan dengan sejarah atau hobi
seperti Kamera tua, prangko, piringan hitam, turntable, batu permata, kebaya,
kain batik, dan juga oleh-oleh khas Tangerang seperti dodol, kecap benteng, kue-kue
dll.
kecap benteng yang cuma ada di Tangerang ! |
Yuk, main kesini !
#KotaTangerang #BentengHeritageTangerang
Tidak ada komentar