Salah Kaprah Tentang Cinta Ngga Cinta

Mencintai dan Dicintai adalah sesuatu hal yang sangat menyenangkan. Rasanya seperti apa yang kita rasakan, bisa juga dirasakan oleh orang lain apalagi dengan pasangan kita sendiri.  Namun menjalin sebuah hubungan berlandaskan rasa cinta saja tidak akan pernah cukup. Cinta bisa jadi suatu hal baik bahkan menjadi hal buruk. 

Setelah membaca banyak hal tentang relationship di salah satu media yang memang berkecimpung dalam dunia hubungan antara pria dan wanita dengan seluruh masalah yang memang sering terjadi, banyak hal yang membuatku memiliki sudut pandang baru bahwa jika sebenarnya cinta itu adalah  sesuatu yang sebenarnya membahagiakan dan juga sederhana. 

Berikut adalah salah kaprah yang sering disalah pahami oleh kita. 

1. Cinta = Nafsu Seksual 



Cinta dan nafsu merupkan dua hal yang berbeda. Banyak orang menganggap jika kita sedang mengalami fase cinta, maka akan timbul nafsu yang berkaitan dengan seksual. Cinta pada dasarnya memang zat kimia dalam tubuh yang membuat manusia ingin bereproduksi. Namun, cinta tak selalu berkaitan dengan nafsu. 

Misalkan, cinta dengan saudara kita, dengan sahabat kita, dengan orangtua kita tetapi tak ada rasa nafsu secara seksual terhadapnya walaupun kategorinya adalah cinta. Rasa cinta yang ada hanya membuat kita ingin menyayangi, mengasihi dan menghormati. 

Jadi, jika ada seseorang yang mengatakan bahwa cinta adalah nafsu maka itu salah,  begitupun juga tidak semua cinta memunculkan nafsu secara seksual.

2. Infituation 



Ini sangat sulit untuk dibahasa Indonesiakan. Menurut kamus, jika dibahasakan sebagai nomina maka infituation merupakan  suatu yang yang memunculkan rasa jatuh hati, keberahian, hal jatuh cinta dan kegila-gilaan. 

Mungkin sudah sedikit bisa menangkap maknanya kan?

Cinta memiliki salah satu fase yang kita kenal dengan fase Honeymoon atau fase bulan madu. Berada dalam fase ini semua nampak indah dan menyenangkan. Terlihat hanya kesempurnaan pasangan saja, setiap hari bisa mengatakan I Love You dan dunia memang terasa sangat indah bersama pasangan.

Buruknya, fase ini hanya bertahan kurang lebih selama 18 bulan saja. Setelah itu kita akan kembali lagi ke kehidupan normal. Kita bisa jadi akan lebih jarang mendengar pasangan kita mengatakan I love you seperti yang kita dapatkan pada fase honeymoon tersebut. 

Hal itu bukan berarti pasangan tidak cinta lagi, bisa jadi memang fase itu telah selesai, kita kembali lagi ke kehidupan normal. Fase ini bisa menjadi berat bagi pasangan kaget ternyata pasangannya tidak seperti yang selama ini dia harapkan dan akan bisa memunculkan konflik-konflik kecil. Itulah sebabnya banyak yang mengatakan bahwa 5 tahun pertama pernikahan bisa menjadi hal yang sangat krusial jika pasangan tidak pintar-pintar merawatnya dengan tetap menjaga harmonisasi percintaan. 

3. Ambisi 


Rasa cinta dan ambisi tidaklah sama. Jika kamu rela menunggu dan mengejar seseorang dan bisa sampai menyakiti diri kita sendiri dan oranglain itu bukanlah cinta melainkan rasa ambisi semata. Cinta memang naif, namun bukan berarti kita terus mengejar dan menunggu sampai terluka. 

Jika suatu ketika, kita berhasil mendapatkan seseorang karena ambisi yang kita miliki selama ini. Kemudian bisa saja nanti akan muncul rasa-rasa bosan dan mencari suatu hal dengan berambisi kembali. Bahkan jika kita sudah memiliki pasangan, pasangan harus mematuhi apa yang kita ingini, pasangan harus mengikuti semua perintah kita, itu juga bukanlah cinta melainkan ambisi memiliki terhadap diri pasangan. 


4. Cemburu 


Aku selalu menggap rasa cemburu itu adalah cinta. 
Namun kenyataannya cinta dan cemburu itu berbeda. 

Cemburu adalah rasa rendah diri (insecure), ketidakpercayaan dan perasaan negatif yang menyelimuti hati karena pikiran yang buruk terhadap pasangan. Seperti takut ditinggalkan, takut pasangan pergi kemudian tidak ada lagi yang mau sama kita, takut kita kesepian, terpuruk dan takut ternyata memang kita tak semenarik  dengan seseorang yang kita cemburui. 

Harusnya jika memang cinta, kita akan bisa saling menjaga perasaan pasangan kita. Kita bisa saling mempercayai satu sama lain. Tanpa perlu merasa ketakutan dan cemburu. 

Cemburu sangat melelahkan. 
Cemburu tidak pernah ada yang baik.
Cemburu sangat menyusahkan diri sendiri. 

Jika pada dasarnya cinta, kita harusnya bisa percaya dengan pasangan kita. 
Namun jika suatu saat, kita mendapatkan bukti-bukti konkret tentang pasangan kita, dan memang sudah melewati batas komitmen misalkan perselingkuhan. Maka, bicarakan dan ambil jalan tengahnya. 

Sebab cinta adalah suatu hal yang menimbulkan perasaan positif dalam diri dan hidup kita yang semua itu terwujud dari hal-hal sederhana. 

Jika sangat melukai batin, buat apa diteruskan. 

Sekian. 


Tidak ada komentar